LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR
Di susun oleh :
·
Luqman izzudin (0661 13 079)
·
Raditya furqana (0661 13 087)
·
Anis Annisa syabania (0661 13
083)
Tanggal Praktek : 24 Oktober 2013
Asisten :
·
DRA.Tri Rakhma. M.Si
·
Rissa R. S.Si
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
TUJUAN PERCOBAAN
Dengan dilakukannya percobaan pada praktikum
ini diharapkan bahwa mahasiswa dapat :
1.
Menghitung gerak benda dalam fluida.
2.
Menghitung kekentalan zat cair.
1.2
DASAR TEORI
Fluida adalah zat yang dapat mengalir
dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk
ketika ditekan. Yang termasuk dalam kategori fluida
adalah zat cair dan gas.
Fluida
mempunyai kerapatan yang harganya tertentu pada temperatur dan tekanan
tertentu. Tekanan adalah gaya yang
bekerja tegak lurus pada suatu bidang per satuan luas bidang itu. Harga
kerapatannya tergantung pada temperatur dan tekanan, apabila temperatur dan
tekanan suatu fluida berubah maka kerapatannya akan berubah. Aliran fluida dapat termampatkan (compressible)
atau tak termampatkan (incompressible).jika
fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika
di tekan, aliran fluida dikatakan tak
termampat. Hampir semua zat cair yang beergerak (mengalir) dianggap sebagai
aliran tak termampat. Bahkan, gas yang memiliki sifat sangat termampatkan, pada
kondisi tertentu dapat mengalami perubahan massa jenis yang dapat diabaikan.
Pada kondisi ini aliran gas dianggap sebagai aliran tak termampatkan. Sebagai
contoh adalah pada penerbangan dengan kelajuan yang jauh lebihg kecil daripada
kelajuan bunyi di udara (340 m/s) gerak relative udara terhadap sayap – sayap
pesawat rerbang dapat dianggap sebagai aliran fluida yang tak termampatkan.
A. Jadi berdasarkan kerapatannya maka
fluida dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Fluida tidak dapat mampat
(incompresible)
2. Fluida dapat mampat (compresible)
B. berdasarkan mekanika fluida,
fluida dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
1. Fluida tidak bergerak / dalam keadaan
diam (statika fluida)
2. Fluida bergerak / dalam keadaan
bergerak (dinamika fluida)
HUBUNGAN FLUIDA DAN VISKOSITAS
Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara
bagian-bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah
timbulnya gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat
digambarkan sebagai gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida. Hal ini dapat
dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Secara numeric harga viskositas zat cair jauh lebih
besar,dan harga itu berkurang dengan cepat bila temperatur bertambah.
KONSEP VISKOSITAS
Viskositas adalah merupakan
ukuran gesekan fluida internal yang cenderung berlawanan dengan setiap
perubahan dinamika dalam gerak fluida. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Misalnya sirup dan air. Sirup biasanya lebih kental dari air. Atau air
susu, minyak goreng, oli, darah, dan lain-lain. Tingkat kekentalan setiap zat
cair tersebut berbeda-beda. Pada umumnya, zat cair lebih kental dari zat gas.
Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.
Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja
dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas Ƞ = 0,
sehingga kita selalu
menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan
yang disebabkan oleh fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda tersebut akan di hambat oleh
gaya gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah
dirumuskan oleh
Koefisien k bergantung pada
bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris berupa bola
dengan jari – jari r, maka dari
perhitungan laboratorium ditunjukan bahwa
Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek menggesek ketika
fluida tersebut mengalir.
|
Keterangan :
·
Fs = Gaya gesekan oleh zat cair (N)
·
Ƞ = kekentalan zat cair atau viskositas
(N.s/m2)
·
r = jari –jari bola (m)
·
v = kecepatan relatif bola terhadap zat
cair (m/s)
Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antar molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, madu dan lain-lain. Tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat
cair tersebut. Viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida riil (rill =
nyata). Fluida riil/nyata adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain.contohnya mengapa
mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih
? karena tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu
air, makin kecil tegangan permukaan air, dam ini berarti makin baik kemampuan
air untuk membasahi benda. Karena itu mencuci menggunakan air panas menyebabkan
kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian lebih bersih. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak
ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida. (fluida ideal ini yang kita pakai
dalam pokok bahasan Fluida Dinamis).
BAB II
ALAT & BAHAN
ALAT& BAHAN
·
tabung berisi zat cair
·
bola – bola kecil dari zat padat
·
micrometer skrup,jangka sorong,
mistar
·
sendok saringan untuk mengambil bola-bola
dari dasar tabung
·
thermometer
·
stopwatch
·
timbangan torsi dengan batu timbanganya
·
minyak pelumas
·
Areometer
·
Hygrometer
·
Barometer
BAB III
METODE PERCOBAAN
METODE KERJA
1.
Mengukur diameter tiap-tiap bola memakai
mikrometer skrup. Lakukan beberapa kali pengukuran untuk tiapa bola.
2.
Timbang tiap-tiap
bola dengan neraca torsi.
3.
Catat suhu zat cair
sebelum dan sesudah percobaan.
4.
Mengukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan menggunakan
areometer.
5.
Tempatkan karet
gelang/ benang sehingga yang satu kira-kira 5 cm
dibawah permukaan zat cair dan yang yang lain kira-kira 5 cm di atas dasar
tabung.
6.
Mengukur jarak jauh d sepanjang 10
cm dan 20 cm( jarak kedua karet gelang ).
7.
Masukan sendok
saringan sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat sampai zat cair diam.
8.
Hitunglah waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola
beberapa kali menggunakan stopwatch
9.
Ubah letak karet gelang/ benang sehingga didapatkan
d yang lain.
10. Ulangi langkah 6, 7 dan 8.
BAB IV
DATA PENGAMATAN &
PERHITUNGAN
4.1 DATA PERHITUNGAN
Keadaan
ruangan
|
P (cm)Hg
|
T (oC)
|
C (%)
|
Sebulum
percobaan
|
75,5
|
25
|
70 %
|
Sesudah
percobaan
|
75,5
|
26
|
69 %
|
No
|
Bola
|
M (gr)
|
D(cm)
|
r ( cm )
|
Vb (cm3)
|
pb (gr/cm3)
|
1
|
Kecil
|
0,2
|
0,727
|
0,363
|
0,200
|
1
|
2
|
Sedang
|
0,5
|
0,907
|
0,453
|
0,389
|
1,285
|
3
|
Besar
|
0,7
|
1,048
|
0,524
|
0,602
|
1,162
|
A.
Bola Kecil
No
|
s (cm)
|
t (s)
|
v (cm/s)
|
Ƞ(N.s/m2)
|
1
|
10
|
4,18
|
2,392
|
1,439
|
4,40
|
2,272
|
1,515
|
||
2
|
20
|
8,28
|
2,415
|
1,425
|
8,16
|
2,450
|
1,405
|
||
|
|
|
|
1,446
|
B.
Bola Sedang
No
|
s (cm)
|
t (s)
|
v (cm/s)
|
Ƞ(N.s/m2)
|
1
|
10
|
3,28
|
3,048
|
5,938
|
3,22
|
3,105
|
5,829
|
||
3
|
20
|
6,26
|
3,194
|
5,666
|
6,23
|
3,210
|
5,638
|
||
|
|
|
|
5,767
|
C.
Bola Besar
No
|
s (cm)
|
t (s)
|
v (cm/s)
|
Ƞ(N.s/m2)
|
1
|
10
|
2,30
|
4,347
|
3,879
|
2,35
|
4,255
|
3,962
|
||
3
|
20
|
2,53
|
4,415
|
3,819
|
2,44
|
4,504
|
3,743
|
||
|
|
|
|
3,850
|
4.2 PERHITUNGAN
Pfluida = 0,880
Tfluida = 28 oC
Volume Bola :
a.
Kecil :
= 0,200 cm3
b.
Sedang :
= 0,389 cm3
c.
Besar :
= 0,602 cm3
Massa Jenis Bola :
a.
Kecil :
=1 gr/cm3
b.
Sedang : = 1,285 gr/cm3
c.
Besar :
= 1,162 gr/cm3
Volume :
Bola Kecil
A.
10 cm
a.
= 2,392 cm/s b.
2,272 cm/s
B.
20 cm
a.
= 2,415 cm/s b.
= 2,450 cm/s
Bola Sedang
A. 10 cm
a. = 3,048 cm/s b. = 3,105 cm/s
B.
20 cm
a. = 3,194 cm/s b.
= 3,210 cm/s
Bola Besar
A. 10 cm
a. = 4,347 cm/s b.
= 4,255 cm/s
B.
20 cm
a. = 4,415 cm/s b.
= 4,504 cm/s
Mencari Ƞ dengan rumus :
Bola kecil
A.
10 cm
a.
=
1,439 N.s/m2
b.
=
1,515 N.s/m2
B.
20 cm
a.
= 1,425 N.s/m2
b.
= 1,405 N.s/m2
= = 1,446
Bola sedang
A.
10 cm
a.
N.s/m2
b.
N.s/m2
B.
20 cm
a.
b.
N.s/m2
= = 5,767
Bola besar
A.
10 cm
a.
N.s/m2
b.
N.s/m2
B.
20 cm
a.
N.s/m2
b.
N.s/m2
= = 3,850
BAB V
PEMBAHASAN
Setiap benda yang bergerak dalam fluida mendapat gaya
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya gesekan tersebut
sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida. Khusus untuk
benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-sifatnya, gaya
gesekan yang dialami benda dapat dirumuskan sebagai berikut :
F = -6 π η r v
Keterangan
:
F
= gaya gesekan yang bekerja pada bola
η
= koefisien kekentalan fluida
v = kecepatan bola relatif terhadap fluida
Rumus diatas dikenal sebagai hukum stokes.Tanda minus
menunjukan arah gaya F yang berlawanan dengan kecepatan (v ). Pemakaian hukum stokes memerlukan beberapa syarat yaitu :
a. Ruang tempat fluida tidak terbatas
(ukurannya cukup luas dibandingkan dengan ukuran benda)
b.
Tidak ada turbulensi didalam fluida
c.
Kecepatan v tidak besar, sehingga
aliran masih laminer
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai
partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat
dengan mudah mengikuti bentuk ruang.
Dalam praktikum kami disimpulkan sebuah bola dengan rapat
massa dan dilepaskan dari permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, maka bola
tersebut mula-mula bergerak dipercepat, tetapi akan bertambah besar pula gaya
gesekan. Dan akan terjadi kecepatan yang tetap, yaitu setelah terjadi
keseimbangan antara gaya berat, gaya apung (archimides), dan gaya stokes.
Pada praktikum Fisika Dasar tentang
Viskositas Zat Cair, diperoleh hasil
sebagai berikut: waktu yang diperlukan bola besi untuk mencapai ketinggian 10
dan 20 cm, berbeda untuk setiap zat cair dan tergantung pada tingkat viskositasnya. Semakin tinggi viskositas, maka gerakan bola besi akan
semakin lambat. Semakin rendah viskositas, maka gerakan bola besi akan
semakin cepat.
Dibuktikan pada salah satu percobaan
bola besi berukuran kecil dimasukkan dalam gelas ukur yang berisi minyak
pelumas, waktu yang diperlukan bola besi untuk mencapai ketinggian 10cm adalah 4,18 detik dengan volume 2,392 cm/s
serta viskositas 1,439
N.s/m2dan 4,40 detik dengan volume 2,272 cm/s serta viskositas 1,515 N.s/m2, waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai ketinggian 20 cm adalah 8,28 detik dengan volume 2,415 cm/s
serta viskositasnya 1,425
N.s/m2 dan 8,16 detik dengan volume 2,450 cm/s serta viskositasnya 1,405 N.s/m2 . Begitupun dengan bola yang
berukuran sedang dan besar.
KESIMPULAN
Dari praktikum
Fisika Dasar tentang Viskositas Zat Cair dapat disimpulkan bahwa kekentalan
suatu fluida juga sangat berpengaruh terhadap laju bola,semakin besar koefisien
kekentalan suatu fluida maka semakin besar pula gaya gesekan yang di sebabkan
oleh kekentalan fluida.karena itu bola akan lebih lambat melaju dalam fluida
yang memiliki koefisiensi kekentalan yang besar, Semakin tinggi jarak yang dicapai,
semakin kecil waktu yang ditempuh dan semakin kecil viskositas dan sebaliknya
serta semakin besar massa yang dimiliki oleh
benda itu maka semakin cepatlah kecepatan benda itu didalam suatu fluida,
sehingga waktu yang di butuhkan tentu menjadi semakin sedikit
DAFTAR PUSTAKA
Buku Penuntun Praktikum 2012, Fisika
Dasar Farmasi, Bogor : Universitas Pakuan
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2006. Seribupena Fisika untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Tugas
Akhir
1. Bagaimana
memilih letak karet-karet gelang yang melingkari tabung? Apakah akibatnya jika
terlalu dekat dengan permukaan. Apakah akibatnya jika terlalu dengan dasar
tabung?
2. Buatlah
grafik antara T dengan d (pakai least square)
3. Hitunglah
harga berdasarkan grafik untuk tiap-tiap bola
4. Apakah
pengaruh suhu terhadap kekentalan zat cair? Terangkan!
Jawaban:
1. Memilih letak
karet-karet gelang pada tabung engan cara menyesuaikan jarak antara gelang
dengan permukaan sama dengan jarak gelang dengan dasar tabung, jika jarak
terlalu dekat dengan permukaan dan dasar tabung akan menyebabkan waktu yang
ditempuh benda semakin lama daripada jarak yang lebih jauh dari permukaan dan
dasar, hal ini juga berdampak pada koefisien kekentalan za cair yang semakin besar.
2. Grafik
antara T dan d
3. Harga
berdasarkan grafik
Volume :
Bola Kecil
C.
10 cm
b.
= 2,392 cm/s b.
2,272 cm/s
D.
20 cm
b.
= 2,415 cm/s b.
= 2,450 cm/s
Bola Sedang
C. 10 cm
b. = 3,048 cm/s b. = 3,105 cm/s
D.
20 cm
b. = 3,194 cm/s b.
= 3,210 cm/s
Bola Besar
A. 10 cm
b. = 4,347 cm/s b.
= 4,255 cm/s
C.
20 cm
b. = 4,415 cm/s b.
= 4,504 cm/s
Mencari Ƞ dengan rumus :
Bola kecil
C.
10 cm
c.
=
1,439 N.s/m2
d.
=
1,515 N.s/m2
D.
20 cm
c.
= 1,425 N.s/m2
d.
= 1,405 N.s/m2
= = 1,446
Bola sedang
C.
10 cm
c.
N.s/m2
d.
N.s/m2
D.
20 cm
c.
d.
N.s/m2
= = 5,767
Bola besar
C.
10 cm
c.
N.s/m2
d.
N.s/m2
D.
20 cm
c.
N.s/m2
d.
N.s/m2
= = 3,850
4. Suhu sangat berpengaruh terhadap kekentalan zat
cair. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan
gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan
semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya
viskositas dari zat cair tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi suhu maka
cairan semakin encer, karena kerapatan komponen penyusun zat cair semakin
renggang. Suatu viskositas akan menjadi lebih tinggi jika suhu mengalami
penurunan karena pada saat suhu di naikkan maka partikel-partikel penyusun zat
tersebut bergerak secara acak sehingga kekentalan akan mengalami penurunan, dan
jika suhu mengalami penurunan akan terjadi kenaikan viskositas karena
partikel-partikel penyusun senyawa tersebut tidak mengalami gerakan sehingga
gaya gesek yang bekerja juga semakin besar.
No comments:
Post a Comment